Minggu, 15 Maret 2015

PENALARAN, BERFIKIR DEDUKTIF, dan BERFIKIR INDUKTIF

PENALARAN

PENGETIAN PENALARAN
          Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Proses menalar adalah pengamatan yang sejenis akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis pula,dan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang akan menyimpulkan bahwa sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).


PROPOSISI
         Proposisi adalah istilah digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh.  Dengan kata lain suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Pada dasarnya proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yaitu:
1. Subyek adalah perkara yang disebutkan yang terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara.
2. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. 
3. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat.


INFERENSI DAN IMPLIKASI
INFERENSI
          Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika . Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif  ; kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk meniru inferensi manusia. inferensi statistik memungkinkan untuk kesimpulan dari data kuantitatif.




DEFINISI INFERENSI
          Proses di mana kesimpulan disimpulkan dari pengamatan beberapa disebut penalaran induktif. Kesimpulannya mungkin benar atau salah, atau benar dalam tingkat tertentu akurasi, atau yang benar dalam situasi tertentu. Kesimpulan disimpulkan dari pengamatan beberapa dapat diuji oleh pengamatan tambahan.

Kesimpulan inferensi secara umum antara lain;

1. Sebuah kesimpulan yang dicapai pada dasar bukti dan penalaran.
2. Proses mencapai kesimpulan seperti: “ketertiban, kesehatan, dan dengan kebersihan inferensi”.

IMPLIKASI
Pengertian implikasi antara lain;
1. keterlibatan atau keadaan terlibat artinya Implikasi manusia sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya.
2.     yang termasuk atau tersimpul; yang disugestikan, tetapi tidak dinyatakan:

Apakah ada implikasi dalam pertanyaan itu?


WUJUD EVIDENSI
           Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi disebut juga bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindari. Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.
Cara pengujian evidensi :


1. Cara mengujikan data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.


2. Cara Mengujikan Faktor
Menguji data informasi yang diperoleh itu merupakan fakta atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, setelah itu harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.

3. Konsistensi
Konsistensi adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.


4.  Koherensi
Koherensi adalah bagaimana cara membuat peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide, membuat  hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta pengembangan materinya harus logis.


5.  Cara Mengujikan Autoritas
Autoritas merupakan menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. 

Ada beberapa cara antara lain :
1. Tidak mengandung prasangka
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.


2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.


3.  Kemashuran dan prestise
Meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.


4. Koherensi dengan kemajuan
Pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.


CARA MENGUJI DATA

          Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran yang harus merupakan fakta. Dikarenakan itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian, antara lain;
1. Observasi,
2. Kesaksian,dan
3. Autoritas.


CARA MENGUJI FAKTA

          fakta adalah hal yang maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil yaitu Konsistensi dan Koherensi.


CARA MENILAI AUTORITAS
Berikut antara lain cara menilai autoritas;
1. Tidak Mengandung Prasangka
          cara pertama adalah untuk tidak mengandung prasangka artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka yaitu autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data eksperimennya. Untuk mengetahui apakah autoritas tidak memperoleh keuntungan pribadi dari pendapat atau kesimpulannya, harus memperhatikan pula apakah autoritas mempunyai interes yang khusus; apakah dia berafiliasi dengan sebuah ideologi yang menyebabkan selalu condong kepada ideologi. Bila faktor itu mempengaruhi autoritas maka pendapatnya dianggap suatu pendapat yang objektif.

2. Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
          cara kedua antara pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.

3. Kemashuran dan Prestise
          cara ketiga meliputi meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.

4. Koherensi dengan Kemajuan
           cara keempat  pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.



REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Proposisi
http://ariaayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-contoh-inferensi.html
https://fauziauzhe.wordpress.com/2014/10/06/penalaran-dan-wujud-evidensi/
http://iinnapisa.blogspot.com/2011/10/cara-menguji-data-fakta-dan-autoritas.html
http://iinnapisa.blogspot.com/2011/10/cara-menguji-data-fakta-dan-autoritas.html
http://restieokti.blogspot.com/2012/03/cara-menilai-autoritas.html



BERFIKIR DEDUKTIF

SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi;
-          Premis Umum                        : Premis Mayor (My)
-          Premis Khusus                        : Premis Minor (Mn)
-          Premis Simpulan                     : Premis Kesimpulan (K)

          Dalam simpulan tersebut terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
1.  Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5. Dari premis yang postif, akan dihasilkan simpulan yang positif
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8. Dari premis mayor khusus dan premis mayor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh silogisme Kategorial :
1. My  : Semua pekerja di Sharp adalah lulusan S1.
2.  Mn  : Novry adalah pekerja.
3. K     : Novry lulusan S1.
4. My  : Tidak ada manusia yang sempurna.
5. Mn  : Novry adalah manusia.
6. K     : Novry tidak sempurna.
7. My  : Semua pekerja memiliki keahlian.
8.  Mn  : Novry tidak memiliki keahlian.
9. K     : Novry bukan pekerja.


SILOGISME HIPOTESIS
          Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen.
Contoh :
1.      My  : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
2.      Mn  : Makanan tidak ada.
3.      K     : Jadi, manusia akan kelaparan.
4.      My  : Jika tidak ada matahari, tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
5.      Mn  : Tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
6.      K     : Tumbuhan tidak dapat matahari.


SILOGISME ALTERNATIF
          Silogisme Alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi Alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
1. My  : Supplier Sharp berada di Bandung atau Sukabumi.
2. Mn  : Supplier Sharp berada di Bandung.
3. K     : Jadi, Supplier Sharp tidak berada di Sukabumi.


ENTIMEM
          Entimen adalah silogisme yang jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh Entimen :
1. Dia menerima ciuman pertama kali karena dia telah berpacaran.
2. Anda telah menerima ciuman saat berpacaran, karena itu anda berciuman.


REFERENSI
https://getnewidea.wordpress.com/2014/10/18/penalaran-deduktif-silogisme-kategorial-hipotesis-alternatif-dan-entimem/
https://getnewidea.wordpress.com/2014/10/18/penalaran-deduktif-silogisme-kategorial-hipotesis-alternatif-dan-entimem/
https://getnewidea.wordpress.com/2014/10/18/penalaran-deduktif-silogisme-kategorial-hipotesis-alternatif-dan-entimem/
https://getnewidea.wordpress.com/2014/10/18/penalaran-deduktif-silogisme-kategorial-hipotesis-alternatif-dan-entimem/





BERFIKIR INDUKTIF

GENERALISSI
          Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena.

Loncatan induktif
          Dalam loncatan induktif suatu fenomena belum mencerminkan seluruh faktayang ada. Fakta-fakta tersebut yang digunakan dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Dengan demikian loncatan induktif dapat diartikan sebagai loncatan dari sebagian evidensi kepada suatu generalisasi yang jauh melampauikemungkinan yang diberikan oleh ebidensi itu.

Tanpa loncatan induktif
          Sebuah generalisasi tidak mengandung loncatan induktif bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali. Perbedaan generalisasi dengan loncatan induktif dengan tanpa loncatan induktif terletak pada persoalan jumlah fenomena yang diperlukan.
          Generalisasi merupakan proses yang biasa dilakukan oleh setiap orang. Generalisasi pada kebanyakan orang terjadi karena pengalama, maka jarang seorang awam memikirkan adanya proses jalan pikiran yang bersifat induktif yang tercakup didalamnya. Generalisasi bagi orang awam adalah suatu proses berfikir yang mendahului penyelidikan atas fenomen-fenomena yang khusus dala jumlah yang cukup banyak untuk menuju pada suatu kesimpulan umum mengenai semua hal yang terlibat. Sebaliknya bagi seorang peneliti generalissasi harus didahului bukan mendahului penyelidikan atas sejumlah fenomena. Ia harus mengadakan observasi, penyelidikan dengan penuh kesadaran dan bersikap objektif untuk sampai kepada sebuag generalisasi.
Pengujian atau evaluasi generalisasi terdiri dari:
1.  Harus diketahui apakah sudah cukup banyak jumlah peristiwa yang diselidiki sebagai dasar generalisasi (ciri kuantitatif).
2. Apakah peristiwa merupakan contoh yang baik (ciri kualitatif).
3.  Memperhitungkan kecualian yang tidak sejalan dengan generalisasi.
4. Perumusan generalisasi harus absah.

HIPOTESE DAN TEORI
            Hipotese adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu dalam penuntuk dalam penelitian fakta lebih lanjut. Sebaliknya teori merupakan hipotese yang relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese. Teori adalah azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugaan yang bersifat sementara mengenai sebab-sebab atau relasi fenomena-fenomena, sedangkan teori merupakan hipotese yang telah diuji dan dapat diterapkan pada fenomena yang relevan atau sejenis.
Untuk merumuskan hipotese yang baik perhatikan ketentuan berikut:
1. Memperhitungkan semua evidensi yang ada
2. Bila tidak ada alasan lain, maka antara dua hipotesa yang mungkin diturunkan, lebih baik memilih hipotesa yang sederhanan daripada yang rumit.
3. Sebuah hipotese tidak pernah terpisah dari semua pengetahuan dan pengalaman manusia
4. Hipotese buka hanya menjelaskan fakta-fakta yang membentuknya,tetapi harus menjelaskan fakta-faktasejenis yang belum diselidiki.

Analogi
           Analogi induktif adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain. Analogi sebagai suatu proses penalaran yang menurunkansuatu kesimpulan berdasarkan kesamaan aktual antara dua hal dapat diperinci lagi untuk tujuan berikut:
1.  Untuk meramalkan kesamaan
2.  Untuk menyingkapkan kekeliruan
3. Untuk menyusun sebuah klarifikasi

hubungan kasual
          pada umumnya hubungan kasual dapat berlangsung dalam tiga pola berikut: sebak ke akibat, akibat ke sebab, akibat ke akibat.
A. Sebab ke akibat
Hubungan sebab ke akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak maju menuju kepada suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat yang terdekat.


B. Akibat ke sebab
Hubungan akibat ke sebab merupakan suatu proses berfikir yang induktif juga dengan berolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui, kemudian menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.


C. Akibat ke akibat
Proses penalaran yang berproses dari suatu akibat menuju suatu akibat yang lain, tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Induksi dalam metode eksposisi.

          Pada hakikatnya semua metode merupakan proses penalaran yang dapat dimasukan dalam salah satu corak penalaran utama antara lain;
-          Metode identifikasi merupakan perumusan katagorial mengenai faktayang diketahui mengenai suatu obyek garapan.
-          Metode perbandingan bisa mencakup penalaran yang induktif maupun deduktif.
-          Metode klarifikasi mencakup kedua-duanya. Bila klarifikasi bertolak dari pengelompokan kedalam suatu kelasberdasarkan ciri yang sama, maka ia merupakan induksi.

ANALOGI
          Dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh:
          Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Defenisi lain  yang di maksud dengan analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hal yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang di perbandingkan tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu konsep.

HUBUNGAN KAUSAL
          Hubungan sebab akibat / hubungan kausal ialah hubungan keterkaitan atau ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permsalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum mengalami akibat.

Contoh hubungan kausal  :
          Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia menatap wajahku.. Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya dirumah.
           Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu bersama ibunya di pasar. Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu.

Pengertian lain :
           Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuridan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.


INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI
          Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
          Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.


REFERENSI
https://irfananakgundar.wordpress.com/category/tugas-soft-skill/
https://irfananakgundar.wordpress.com/category/tugas-soft-skill/
https://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/03/pengertian-analogi/
https://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/03/hubungan-kausal/
http://m-eko-febrianto.blogspot.com/2010/11/penalaran-deduksi-dan-induksi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar