Jumat, 09 November 2012

BAB 9 AGAMA DAM MASYARAKAT



ILMU SOSIAL DASAR
BAB 9
AGAMA DAM MASYARAKAT
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur para Nabi dalam mengubah kehidupan.
Pada usulannya agama yang diyakini merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosial.
Ada dua kehidupan sosial menyangkut hal yang sudah tentu memiliki hubungan yang erat :
1.        Pengaruh dari cita-cita agama dan etika agama dalam kehidupan individu dari kelas sosial dan group sosial;
2.        Perseorangan, kolektivitas dan mencakup kebiasaan dan cara semua unsur asing agama diwarnainya.
Yang mempunyai seperangkat arti mencakup perilaku sebagai pegangan individu (way of life) dengan kepercayaan dan taat kepada agamanya.
Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup, menekankan pada hal-hal yang normatif atau menunjukkan kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan
1. Fungsi Agama
Dalam pengertian lembaga sosial yang demikian, maka agama merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang telah terlembaga;
Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yaitu: kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian;
Teori fungsional dalam melihat kebudayaan, pengertiannya adalah bahwa kebudayaan adalah wujud suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan.
n  Mempertahankan keseimbangan pribadi, fungsi kepribadian dalam hal ini merupakan suatu dorongan kebutuhan yang kompleks dan kecenderungan bertindak;
Aksioma teori fungsional agama adalah segala suatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya, karena agama sejak dulu sampai saat ini masalah fungsionalisme agama dapat dianalisa lebih mudah pada komitmen agama menurut Roland Robetson (1984), diklasifikasikan berupa: keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan dan konsekuensi.
Masyarakat industri bercirikan dinamika dan semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian terhadap alam pisik;
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi penting bagi agama, salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat;
Pada umumnya kecenderungan sekulerisasi mempersempit ruang gerak kepercayaan dan pengalaman keagamaan yang terbatas;
Agama yang menerima nilai-nilai institusional baru, melainkan agama yang bersifat aliran-aliran.
2. Pelembagaan Agama
Agama begitu universal, permanen (langgeng) dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila memahami agama akan sukar memahami masyarakat;
 Menurut perkataan (Elizabeth K. Notinghan, 1954), yaitu :
Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral;
Masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang;
 NU, semula organisasi ini tidak mempunyai anggaran dasar (Tahun 1926), baru setelah Tahun 1927 organisasi ini dirumuskan;
Dari contoh sosial lembaga keagamaan berkembang pola ibadah, pola ide-ide, ketentuan (keyakinan) dan tampil sebagai bentuk asosiasinya atau organisasinya.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar