Cerpen Kertas Usang
Hari pertama yang mengawali kita adalah suatu tempat dan waktu yang tak pernah
bisa kita tebak sebelumnya. Bukan bangku smp, dimana pertama kita saling
mengenal, tapi suatu tempat yang aku bisa mendefinisikan aku “TERPESONA”.
TERMINAL, ya akhir dari setiap kendaraan berhenti, aku anggap itu terminal
cinta buat kita karena tempat itu pun merupakan pemberhentianku dari perjalanan
cintaku yang tak kunjung jelas dan sekaligus awal perjalanan cintaku denganmu.
Lucu tapi dari situlah perjalanan dimulai bersamaan dimulai pencarian jati diri
dan cinta sejati. Problem, problem, long distance, ketidakjelasan berujung pada
1 juli 2010. Tanggal bersejarah dimana aku mengikrarkan cinta.
Cinta yang tak beralasan, cinta yang tak beralasan rupa, materi dan semuanya,
tapi bukankah itu yang dinamakan cinta yang tulus? Cinta yang bukan karena
nafsu, ataupun materi.
Cinta memberitaku banyak hal hingga aku punya beribu-ribu alasan untuk tidak
menyakiti dan meninggalkanmu. Hanya 1 kata yang mengungkapkan alasan itu putri
keong, you is the best for my heart and my life. Kesabaranmu, kesetiaanmu,
perhatianmu adalah hal yang aku stabiloin dalam memori otak ku.
Putri keong sebagai pasangan kita harus saling melengkapi, mengingatkan dan
berujung menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lain hingga tujuan yang
diinginkan tercapai yaitu kebahagiaan.
Putri keong, aku tak ingin punya hubungan seperti perahu berlayar tanpa arah.
Tapi aku juga tak ingin menjadi dukun yang menetang datangnya hujan. memang
kita tujuan tapi hasilnya hanya Allah yang menetukan, kita sebagai manusia
hanya bisa berencana dan berusaha.
Putri keong, banyak punjangga mengutarakan pendapatnya tentang cinta dari
persepsinya mereka masing-masing.
“Cinta adalah tiupan seruling penggugah jiwa”
“Cinta adalah sayap-sayap kehidupan”
“Cinta adalah tatapan mesra sang pemilik waktu”
Putri keong, dari banyak persepsi cinta aku punya presepsi cinta itu sendiri.
Menurutku cinta adalah pendamping hidup dan pendamping hidupku adalah kamu.
Putri keong aku hanya punya harapan sederhana, aku hanya ingin menjadi imam
untuk istriku, ayah yang baik untuk anak-anaku kelak dan aku ingin menjadi Ali
bin Abi thalib yang tak pernah mempoligami Fatimah putri Nabi Muhammad.
Putri keong jangan pernah lelah memberiku maaf dan memberiku kesempatan untuk
berubah menjadi lebih baik.
Pangeran Kodokmu: Reno
Kicauan
burung yang bersahutan menyadarkan Rina dari buaian untaian kata yang terukir
mempesona. Sekejap rasa sakit yang pernah Rina rasakan menyergap kembali relung
hatinya. Harapan yang terukir dalam untaian kata yang mepesona itu abadi dalam
secarik kata yang usang, tapi tak sama halnya dengan kenyataan yang Rina
hadapi. Harapan yang begitu mebuai hati hancur sekejap mata, ketika Rina
Mengetahui Reno memiliki sandaran Hati selain dirinya. Sekarang apalah arti
untaian kata indah mempesona apabila hanya rayuan sesaat yang menggoresakan
luka yang begitu dalam. Sampai saat ini luka itu pun tak kunjung kering.
Seiring
angin yang berhembus Rina menerbangkan secarik kertas usang yang ada pada
genggamannya, kertas usang meliuk-liuk di udara dipermainkan angin, semakin lama
semakin jauh dari pandangan Rina.
Dengan
mantap Rina melangkahkan kakinya menyusuri sejumput harapan untuk bahagia,
menyusuri masa depan yang keindahannya kekal dalam dunia nyata bukan hanya
kekal dalam secarik kertas usang yang suatu saat akan musnah dimakan waktu.
Seulas senyuman memulai harinya yang baru. Dengan semangatnya Rina berteriak
pada seisi alam. “Selamat tinggal masa lalu, dan selamat datang kebahagian”.
Cerpen
Karangan: Ika Mustika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar